Posts

Showing posts from May, 2013

ANAK TANGGA

Tak ada salam apalagi sapa namun aku bahagia. Entah rasa bahagia seperti apa yang aku rasakan saat itu. Fragmen di Anak Tangga yang terjadi padaku  sembilan bulan kemarin tepat pada bulan Ramadhan 1433 H. Takkan lekang oleh ingatanku sepotong kejadian yang hanya selintas terjadinya, dan itu akan membuat penasaran saat mengenangnya. Selama hampir sebulan aku merasakan kebahagiaan. Saat malam tarawih tiba aku mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan lelaki itu. Aku menyebutnya dengan “Anak Tangga”. Saat menuju Masjid, atau ketika sampai di Anak Tangga, apalagi ketika sudah berada di dalam Masjid.   Mungkin inilah yang disebut dengan berkah Ramadhan. Aku mengangumi semua yang ada padanya, sebelum kejadian ini saat bulan Ramadhan 1432 H, aku sudah mengenalnya namun hanya mendengar suara dan melihat punggungnya saja selama enam belas malam. Dan itu membuatku penasaran. Setahun kemudian saat malam tarawih ke dua, Oh, aku mendengar suara yang sama seperti setahun kemari...

KEKASIH Sejati

Andai Bisa Bercerita Kepada Langit yang Biru Andai Bisa Berkata Kepada Awan yang Indah Hati Ini Tlah Melukis Cinta  Sesungguhnya Aku Kangen Kamu Aku Nggak Ngerti  Dengarkanlah Kau Tetap Terindah Kau Slalu Ada Dilangkahku Oh, Mungkin Aku Bermimpi Menginginkan Dirimu Untuk Ada Disini Menemaniku Oh, Mungkin Kah Kau yang Jadi KEKASIH SEJATIKU  Semoga Tak Sekedar Harapku Dan Bila Kau Tak Menjadi Milikku Aku Takkan Menyesal Telah Jatuh Hati….. Syair di atas adalah kumpulan dari beberapa lirik lagu karangan Yovie Widianto dan pemilik blog hanya menyadurnya …. :)

GAGAL..... Coba Lagi

Image
“Gagal sekali itu biasa berkali-kali juga biasa karena sesungguhnya yang diingat adalah keberhasilan yang sekali”. Kalimat di atas adalah kutipan artikel dari Ahmad Fuadi penulis Trilogi Negeri 5 Menara   di harian Kompas Dua Tahun lalu. Kalimat tersebut menjadi penggugah semangat ketika hasil tidak sesuai dengan harapan. Seperti yang saya alami ketika mengikuti lomba cerpen di salah satu Penerbit setahun kemarin. Namun sayang, saya gagal. Sungguh perasaan saya saat itu sangat kecewa, tapi itu pasti keputusan yang terbaik. Tulisan saya mungkin belum begitu baik atau belum layak untuk diterbitkan. Jika diuraikan ketika mengikuti lomba cerpen setahun kemarin. Ada 3.529 naskah peserta dan hanya 30 terbaik yang menjadi pemenang dan dibukukan. Dan tulisan saya pun langsung tersisih di tahap awal. Hmm, sangat mengecewakan. Lalu saya mengirimnya di salah satu majalah dan hasilnya pun di rijek dengan alasan ceritanya “Monoton”. Hanya Satu kata tapi membuat saya mengerti, ternyat...