Quotes of Lautan Langit
Lautan
Langit karya Kurniawan Gunadi. Adalah buku kedua setelah Hujan Matahari. Sama seperti karya
sebelumnya, Lautan Langit merupakan
kumpulan prosa dan cerita yang di ambil dari tulisan-tulisan di blog tumblr
penulis maupun yang belum pernah dipublikasikan. Lautan Langit sarat akan makna, kita bisa mengambil pesan dari
setiap prosa maupun cerita yang dituliskan. Berikut beberapa kutipan dari Lautan Langit:
“Tujuan
yang sama akan mepertemukan orang-orang dalam perjalanan.”
“Laki-laki yang baik mungkin adalah yang
selalu khawatir tidak layak jadi pilihan.”
“Perempuan yang baik bagi ayah adalah
perempuan yang sulit di mengerti. Sebab penjagaan dirinya yang begitu rapi
hingga tak ada celah buat orang lain untuk mengetahuinya.”
“Semoga Allah menyelamatkan orang-orang
yang lemah karena jatuh cinta.”
“Harapanku dan harapanmu mungkin saja
berebeda, namun siapa sangka bila ternyata muara kita sama. Aku berdoa seperti
itu, entah kamu.”
“….. tapi semua orang tahu bahwa aka ada
ingatan masa kecil yang akan membekas di benak seseorang hingga kelak ia
dewasa. Dan menciptakan memori baik yang menjadi kendali atas masa depan dari
seorang anak telah di buat oleh seorang ibu hari ini.”
“…… kadang apa yang kita dapatkan ini,
diperoleh dari doa orang-orang yang menyayangi kita. Orang yang secara tulus
mendoakan kita hingga Allah tak tega untuk tidak mengabulkannya.”
“….. jilbab yang baik adalah, jilbab
yang membuatmu bisa shalat tanpa menggunakan mukena lagi, kamu bisa
melaksanakan shalat dengan pakaian dan jilbabmu itu. Karena pakaian dan
jilbabmu sudah memenuhi syarat sebagai pakaian untuk shalat, menutup aurat.”
“…… jalan pertemuan itu tidak pernah
terduga dan aku percaya bahwa keberkahan sebuah pernikahan itu diukur ketika
keduanya telah menjalani, bukan bagaimana ketika cerita itu dimulai.”
“Aku akan membuka pintu hati kalau pintu
rumah sudah diketuk.”
‘Kelak akan kuajarkan pada anak-anakku, jika
mereka mencintai seseorang, segera bersiap adan jangan terlalu lama menunda
mengungkapkan. Segera katakana kepada orang tuanya. Ada perbedaan yang besar
antara terburu-buru dan bersegera, maka akan ku ajarkan bagaimana untuk
bersiap. Itulah pelajaran berharga untuk anak-anakku kelak.”
“Setiap orang punya kesempatan untuk
berubah menjadi baik.di kemudian hari, seperti apa pun dia di masa lalu atau
hari ini.”
“Tidak semua yang datang itu harus
diterima, tidak juga harus ditolak. Bahwa segala hal yang dihadirkan dalam
hidup kita adalah ujian. Seseorang dihadirkan pasti sebagai ujian. Diterima
atau ditolak, itu adalah sebuah jawaban, dan masing-masing memiliki arti
tersembunyi. Ada sesuatu yang ingin Dia sampaikan, melalui orang itu melalui
yang datang itu, ada secarik surat cinta dari Tuhan yang ingin diberikan.
Sebuah pesan yang bisa mengantarmu ke pemahaman yang lebih dalam tentang
hidup.”
“Bila kamu memintaku untuk menunggu, aku
akan melakukannya karena aku tahu kamu sangat berharga dan aku juga tahu bahwa
menunggu ini tidak selamanya. Tidak akan menghabiskan seumur hidup. Tunggulah
sebentar. Sabar atau kamu akan kehilangan.”
“….. aku akan menenggelamkan diri dalam
tujuanku karena aku masih percaya bahwa tujuan yang sama akan mempertemukan
orang-orang dalam perjalanan. Tentu bila yang di maksud dengan kamu sedang
menuju tujuan yang sama, kita akan bertemu. Itu keniscayaan.”
“Karena memilih untuk menikah itu bukan
tentang siapa lebih cepat tapi tentang kesiapan. Menghabiskan eo akan membuat
kita menjadi pribadi yang lebih leluasa hatinya, lebih mudah diajak bicara, dan
lebih fleksibel mengubah keinginan. Hidup sendiri itu memang menyenangkan, kita
tidak perlu mendiskusikan dengan siapa pun tentang apa yang kita inginkan. Tapi
hidup berdua jauh lebih mendarik bukan?”
“Rahasiakanlah dengan baik sampai pada
waktunya tiba. Meski perempuan memang pada dasarnya ingin diakui tapi
kembalikan pertanyaan itu, “Diakui sebagai apa?” sementara Tuhan sendiri belum
mengakui, bagaimana seseorang bisa mengklaim dia milikku atau milikmu.
“Proses yang baik adalah yang melibatkan
Tuhan. Tidak hanya dalam wujud doa tapi juga menggunakan apa-apa yang Dia
rancang, yang Dia tuntunkan dengan baik. Sepanjang laki-laki dan perempuan bisa
menjaga diri, keduanya bisa saling menjaga kehormatan. Maka, sejatinya Tuhan
yang akan menjaga keduanya sampai waktu yang sudah digariskan keduanya berjalan
pada satu jalan yang sama.”
“Kita berharap yang terbaik tapi sering
lupa bahwa yang terbaik itu kadang yang diperbaiki dan bersedia diperbaiki.”
“Mari berdoa, semoga Allah melembutkan
hati orang-orang terdekat kita. Semoga Allah memberikan keluasan hati pada diri
kita untuk menerima segala bentuk kekurangan dan kelebihan satu sama lain
karena masing-masing dari kita adalah ujian. Ujian yang bila kita mampu melewatinya dengan baik, kita akan
selamat. Selamat setengah agama yang masih kita simpan.”
“Menikahi seseorang sama dengan
membawanya ke dalam benteng kokoh yang selama ini kita diami. Jika tidak,
mungkin pernikahan serupa ritual bertajuk separuh agama. Menyelesaikan masalah
dengan diri sendiri atau siapapun sebelum menikah bukan menghindarkan pasangan
dari pengetahuan tentangnya. Dia berhak tahu, siapa seseorang yang dia izinkan
memberikan warisan gen kepada keturunanya kelak. Diaberhak tahu, siapa yang dia
bagi separuh jiwanya itu.”
“…. Kita memahami bahwa keresahan itu
membuat doa-doa kita lebih memiliki kekuatan, lebih tulus, dan lebih berserah.
Terus melangkah meski melelahkan, meski menyita perasaan. Tujuan itu tidak
kemana-mana. Jangan berhenti, nanti tidak sampai.”
“Ada orang-orang baik yang sengaja
dihadirkan dalam hidup kita hanya untuk menguji perasaan kita, bukan untuk
menjadi pasangan hidup kita. Second best
preference menurut manusia itu selalu menjadi first best choice menurut Tuhan.”
“Hari ini aku akan menjadi hujan, biar
aku jatuh di hatimu dan kamu tidak bisa menghindarinya.”
“Bisakah kita tidak berhenti
bertanya-tanya tentang orang lain? Lalu mulai bertanya tentang diri sendiri.
Sudah sejauh apa langkah yang kita buat. Bila sudah jauh, berapa banyak langkah
yang berarti? Apakah perjalanan jauh ini hanya sekedar jauh tapi tidak
bertujuan? Apakah perjalanan ini hanya membuang waktu dan tenaga, tanpa tahu
kemana arah yang dituju? Apakah perjalanan ini hanya akan berakhir sia-sia?”
“Karena begitu banyak doa yang melangit
setiap malam, kita berharap doa kita sampai bahkan sebelum kita mengucapkannya.
Karena yang Maha Mengetahui telah mengetahui doa kita bahkan sebelum kita
mengucapkannya. Jagalah hati kita untuk tetap tulus, jagalah doa kita agar
tetap penuh harap sekaligus kecemasan. Jagalah doa kita agar tetap bersih dari
kesalahan niat. Dan jagalah doa kita agar terus menerus dipanjatkan. Karena
kita tidak pernah tahu, mana doa yang akan dikabulkan, mana yang ditunda, dan
mana yang diganti dengan yang lebih baik.”
“Orang baik itu banyak sekali dan hanya
ada satu yang tepat. Selebihnya hanyalah ujian. Kamu tidak pernah tahu siapa
yang tepat sampai datang hari akad. Tetaplah jaga diri selayaknya menjaga orang
yang paling berharga untukmu karena kamu sangat berharga untuk seseorang yang
sangat berharga buatmu nantinya.”
“Aku tidak tahu lebih berat mana antara
meninggalkan atau ditinggalkan karena sejauh ini aku selalu menjadi yang
ditinggalkan. Aku masih bisa bertahan hingga hari ini, itu tandanya aku cukup
kuat untuk menjadi yang ditinggalkan lagi. Tapi tanganmu tak kunjung kuasa
melambaikan tangan ke bus yang lewat. Hanya diam saja. Apa yang memberatkanmu?”
“Kukira di antara kita ada jarak. Kamu
tahu seberapa jauh jarak di antara kita? Hanya sebaris kalimat dan sebaris
jawab.”
“Kareana perjalanan akan sampai
ketujuan, semoga siapa pun yang sedang menuju atau dituju, segera sampai ke
tujuan. Karena perjalanan ini akan ada akhirnya, jalan ini akan ada ujungnya,
meski tidak tampak saat ini, terlihat begitu berliku, terasa begitu terjal,
perjalanan ini akan ada akhirnya.”
“Karena hati kita mudah berubah. Itulah
sebabnya kita berdoa agar kita diteguhkan hatinya. Diteguhkan atas iman,
diyakinkan atas pilihan yang sudah kita ambil, dikutakan pada keputusan yang
sudah kita ambil. Betapa cepat segala sesuatu berubah. Aku tidak khawatir bila
hatimu berubah kepadaku karena aku percaya bahwa sepanjang Allah masih yang
pertama, aku sama sekali tidak khawatir hatimu berubah.”
“Kamu tahu apa yang bertahan dan bisa
mengalahkan waktu? Namanya kebaikan hati. Kebaikan yang akan terus hidup dan
semakin memesona setiap orang yang tersentuh hatina. Kalau semua sudah tampak
cantik, apalagi yang kamu cari selain kebaikan hati?”
“Perjalanan sesungguhnya adalah kepulangan,
bukan kepergian.”
“Tujuan
yang sama akan mepertemukan orang-orang dalam perjalanan.”
Comments
Post a Comment