Special Ramadhan



Fragmen di Anak Tangga Jilid II
Hai, Selamat Bertemu lagi.

Malam ke -4 Tarawih bulan Ramadhan 1434 H. Fragmen di Anak Tangga Terulang kembali, Subhanallah. Tak ada yang berubah denganmu “Anak Tangga” masih seperti setahun kemarin. Suaramu yang bening terdengar lagi di telingaku. Gaya berpakaianmu, baju koko lengan panjang dipadu dengan bawahan sarung yang warnanya senada. Bahasa tubuhmu sebelum melakukan takbiratul Ihram. Hanya peci putihmu saja yang berubah motif. (Ups, aku terlalu memperhatikanmu). Sekali lagi, tak ada salam apalagi sapa namun aku bahagia.

Meski aku sering mengunjungi Masjid Nur untuk Shalat Maghrib berjamaah tapi tetap saja ada yang beda ketika Ramadhan tiba, Ramadhan memang selalu special.

Bukan hanya Fragmen di Anak Tangga terulang kembali, ada beberapa moment-moment yang terjadi di sini yang hanya di dapat pada bulan Ramadhan saja, seperti :
1.    “Binte Special Ramadhan”. Makanan ini berbahan dari jagung di rebus dengan di campur berbagai macam bumbu dan berkuah. Letaknya tepat di samping anak tangga. Yang saat Ramadhan rumah ini di jadikan sebagai warung. Specialnya binte ini hanya menjual pada bulan Ramdhan saja. Bagiku rasa binte ini terasa beda dari rasa yang di jual di tempat lain, selain itu sejarah binte ini sudah melegenda. Sejak tahun 80 an, dan sekarang sudah keturunan kedua yang meracik binte tersebut namun rasanya masih tetap sama. (kata, Ibu seperti itu).
2.   Sepanjang jalan SIS Aljufri, berjejer lapak-lapak penjual perlengkapan Shalat mulai dari mukena, peci, sajadah, baju gamis, baju koko, baju muslim untuk anak-anak, dan kurma yang cukup ramai dikunjungi. Membuat sepanjang jalan ini macet ketika malam tiba. Karena tepat di pertigaan jalan ini ada sebuah Masjid bernama Masjid Al-Khairaat yang selalu penuh dengan jamaah untuk melakukan Shalat Tarawih. Di Masjid ini juga di Makamkan seorang Tokoh ulama kharismatik, pendiri Alkhairaat sebuah lembaga pendidikan terbesar dan tersebar di Sulawesi Tengah hingga ke berbagai kawasan Timur Indonesia. Tokoh tersebut yang lebih popular dengan sebutan Guru Tua. Nama Jalan SIS Aljufri di ambil dari singkatan nama Guru Tua.
3.  Masjid yang kukunjungi berada di ujung jalan SIS Aljufri. Sebelum masjid Alkhairaat dibangun, Masjid Nur sudah lebih dulu ada. Sejak kecil sampai sekarang ketika Ramadhan tiba kami sekeluarga selalu shalat di Masjid ini. Kami tetap “setia” di Masjid ini meski ada pergantian Imam seiring waktu, namun detail suasana, bangunan, dan beberapa pengurus lainnya masih sama. Sesekali juga aku berbuka Puasa mengikuti Ayah yang hampir tiap hari berbuka Puasa di Masjid ini. Satu hal makna yang aku ambil bila berbuka Puasa di Masjid adalah kesederhanaan, berbagi, dan InsyaAllah lebih berkah, Aamiin.  

MARHABAN YAA RAMADHAN……

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel Hujan - Tere Liye

Resensi Novel "RINDU" - Tere Liye

Quotes of Lautan Langit