"Dari Mana Kau Tahu?"
Setiap
orang berhak untuk menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan, dan seorang tersebut juga
berhak untuk tidak mendengarkannya. Dan ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang
ingin disampaikan kepada seseorang namun hanya tertahan di hati saja.
“Dari
mana kau tahu?”, itu adalah kalimat yang sampai sekarang tidak pernah saya
sampaikan kepada seseorang meskipun sampai sekarang saya masih dibuat
penasaran. Beberapa hari yang lalu saya baru saja selesai membaca novel “Daun
yang jatuh tak pernah membenci angin”. Ini adalah novel ke tujuh dari karya
Tere Liye yang telah saya baca. Saya pun sudah sering membaca kutipan atau
resensi dari novel ini. Pada akhirnya saya membacanya juga.
Karakter
Tokoh utama Danar mirip dengan Tokoh Tegar dalam novel “Sunset Bersama Rosie”. Untuk
urusan perasaan mereka lebih baik memendam perasaan terhadap orang yang
dicintainya demi menjaga hubungan baik sebagai sahabat, kakak, adik, atau
apalah namanya. meski keduanya saling mencintai. Namun dibalik itu mereka
adalah sosok tekun, mandiri, dan dermawan, bertanggung jawab.
Terlepas
dari urusan cinta dan perasaan dalam novel ini, Tere liye seperti memberikan
pesan kepada pembacanya lewat diksi-diksi yang menarik dan pemilihan frase yang
begitu puitis, bahkan bijak seperti :
“Bahwa hidup harus menerima…penerimaan yang indah.
Bahwa hidup harus mengerti…pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami…
pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan
pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih
dan menyakitkan.”
“Tak ada yang perlu di sesali, tak ada yang perlu
ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya,
membawanya pergi entah kemana. Dan kami akan mengerti, kami akan memahami….dan
kami akan menerima.”
“Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Dia
memang amat sempurna. Tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tetapi dia tidak
sempurna, hanya cinta yang sempurna”.
“….. bagi pria dan itu sama saja dengan kebanyakan
wanita, menikah tidak harus selalu dengan orang yang kau cintai. Menikah adalah
pilihan rasional”.
Comments
Post a Comment