Ibu Rumah Tangga


Kau tahu? Apa profesi dan cita-cita paling mulia di dunia ini? Bagiku adalah Ibu Rumah Tangga, seseorang yang biasa disapa dengan Ibu, Ummi, Mama, Emak, adalah orang yang mempunyai peran penting bagi tumbuh kembang seorang anak. Tak ada hal yang paling membahagiakan bagi seorang Ibu ketika melihat anak yang di asuh sejak kecil hingga dewasa menjadi seorang yang “baik-baik”.
Sebaliknya, ketika anak yang di asuh saat dewasa mengecewakannya (mungkin tak lepas dari pergaulan dan lingkungan si anak) atau cara mendidik orang tua yang salah, seperti kurangnya perhatian kepada anak, kasih sayang, atau memberi kebebasan yang berlebihan kepada anak.
Setiap anak juga selalu bercita-cita atau ingin membahagiakan orang tua mereka, dengan cara masing-masing. Berprestasi di sekolah, perangai yang baik, sampai mendapat karir yang bagus di bidangnya.
26 tahun usiaku, tak pernah pisah dari Ibu. bagiku Ibu adalah sosok seorang yang susah diungkapkan dengan kata-kata namun hanya bisa dirasakan kasih sayangnya. Marahnya Ibu ketika melihat anaknya “nakal” atau melakukan “kesalahan”, senyum dan tawa ibu yang lepas, bahkan bahagianya ibu ketika melihat anaknya membanggakan. Berbagi cerita ke tetangga atau sanak keluarga tentang anaknya. Meski kami juga sering berbeda pendapat atau susah sekali di nasehati.
Saat ini aku bekerja di sebuah perusahaan swasta, Ibu Rita mereka memanggilku. Padahal  sesama rekan kerja rata-rata umur kami sebaya. Banyak hal yang aku pelajari, terutama dengan cara dan sistem bekerja. Berkenalan dengan orang-orang baru, mencoba hal yang baru, beradaptasi dengan suasana baru. Meskipun pada awalnya merasa risih karena hanya wanita sendiri di dalam satu kantor yang  berjumlah lima belas orang.
Aku pun merasa seperti “Super Mom” bagi ke lima belas rekan kerjaku. Mengurusi dan mengerjakan semua kebutuhan mereka yang sudah menjadi tugas aku. Karakter mereka juga berbeda-beda, ada yang menyenangkan, kadang juga menjengkelkan, nyaman di ajak bekerja sama, atau susah di beritahu hal-hal yang sesuai dengan prosedur perusahaan. Di sinilah diuji kesabaran bukan hanya menghadapi pekerjaan sendiri tetapi juga menghadapi mereka. Boleh jadi seperti inilah perasaan Ibu ketika merawat serta mendidik aku.
Beberapa hal yang selalu aku panjatkan kepada-Nya, Semoga Tuhan selalu melindungi ibu, menjaga dengan CintaNya sampai kapanpun. Sehat selalu dan bersabar menghadapi aku yang katanya sulit dimengerti. Kini aku harus mengerti, bukan Ibu yang harus memahami tapi aku yang harus memahami ibu.
Dan jika saatnya tiba nanti aku akan meneruskan profesi ibu sebagai “Ibu Rumah Tangga”. Melepas semua profesi yang ada dan fokus untuk merawat anak dan mengurus rumah tangga. Cukup belajar di dunia pekerjaan dan saatnya belajar menjadi Isteri dan Ibu yang Baik bagi anak-anakku kelak.
Bukan di panggil Ibu Rita, tapi Mama…….

Tulisan ini disertakan dalam kegiatan Nulis Bareng Ibu. Tulisan lainnya dapat diakses di website http://nulisbarengibu.com” 

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel Hujan - Tere Liye

Resensi Novel "RINDU" - Tere Liye

Quotes of Lautan Langit