Menjemput Hidayah 2
Allah menghendaki kepada setiap orang untuk menjemput (diberikan) hidayah, tinggal bagaimana kita lagi untuk menjemputnya. Hidayah dijemput dengan cara, melalui perantara seseorang, proses berpikir (akal) atau dengan kejadian spiritual yang di alami.
Ini sedikit cerita tentang keluarga dekat saya yang menjemput hidayah melalui perantara seseorang. Allah memberikan hidayah kepadanya lewat Paman Kami yang meninggal dunia secara mendadak. Kami semua yang ditinggalkan merasa kehilangan apalagi Paman kami adalah orang yang sangat baik. Namun ketika terakhir kali kami melihat wajah Almarhum begitu teduh, kami yakin bahwa ini adalah yang terbaik bagi kami dan Alamrhum Paman kami. Semoga amal Ibadah beliau diterima di sisiNya. Dan kami yang ditinggalkan bisa ikhlas menerima ketentuan-Nya. Aamiin.
Beberapa hari sepeninggal Paman kami, salah satu dari keluarga kami ternyata mengalami perubahan, dia berubah 180 derajat. Mendadak rajin ibadah shalatnya selalu tepat waktu berjamaah di Masjid, rajin ikut majelis ilmu di beberapa Masjid di sekitar tempat tinggalnya, padahal sebelumnya dia tidak pernah shalat. Allah Maha Besar, kita tidak akan tahu siapa yang Allah kehendaki suatu kebaikan. Kami pun berdoa semoga dia selalu istiqomah, diteguhkan iman dan ketakwaannya. Aamiin.
Dan kami pun berpikir, mungkin dia menjadi berubah karena takut akan kematian, sedangkan kelak jika meninggal nanti dia belum memiliki bekal atau kesiapan. Orang yang baik, alim pun bisa saja jika Allah berkehendak untuk meninggal tanpa sakit pun maka jadilah, apalagi dia yang tidak punya kesiapan apa-apa khususnya bekal setelah meninggal nanti.
Semoga Allah selalu memberikan kebaikan kepada kita semua untuk menjemput hidayah-Nya. Istiqomah dalam kebaikan.
Allah menghendaki kepada kita kebaikan, sehingga meringankan langkah kaki kita menuju-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah, "Jika Allah menghendaki kepada kita suatu kebaikan maka Allah akan memberikan pemahaman agama".
Comments
Post a Comment